Initial Encounter
Seorang wanita menarik
perhatianku hari ini, dia berbeda dengan yang lainnya. Wanita lainnya bergitu
terlihat hedonis, konsumtif, berpura-pura. Namun dia berbeda. Sederhana, cuek
dan biasa saja, dan dia terlihat apa adanya, hmmm yaa dia gadis yang sepertinya
salah masuk kelas tadi, ”Arrrghhh” kenapa aku jadi mikirin dia….(Rega langsung
mengalihkan pandangan dari gadis di depan yang berjarak 6 meter itu, namun
kemudian seperti terlintas begitu saja , ia mengambil pensil dalam tempat
pensil di dalam tas dan kemudian jari-jemarinya mulai menari di atas secarik
kertas putih sambil menggenggam 3B, dan Rega dengan lincah mendeskripsikan
wanita di depan pandangannya itu di atas secarik kertas).
Wanita yang dicepol rambutnya,
segera meletakkan ice green tea pesanannya dan menengok ke arah Rega. Seketika
Rega pun menghentikan tarian jemarinya dan menghentikan gambarnya yang baru 60
persen jadi itu. “kenapa dia melihat kearahku, arrrghhh sial”, Rega bergegas
merapihkan alat gambarnya dan meninggalkan hot green tea yang masih setengah
diminumnya karena canggung.
***
Hari ini hanya satu mata kuliah,
aku memtuskan untuk langsung pulang ke rumah karena ada tugas desain yang harus
aku selesaikan. Sesampainya di rumah Ragil langsung berlari ke arahku dengan
membawa secarik kertas,..”Mas!”, seru Ragil padaku,…”lihat gambarku, aku dapat
nilai bagus di kelas loh”,..Aku mengambil kertas yang diberikan Ragil, “Wah
bagus Gil, progress kamu semakin baik” sambil berjongkok, kuacak-acak
rambutnya.
“Mas, sudah pulang tho, ge wes
ganti baju, trus maem” sapa ibu padaku, kemudian kuamit tangannya memberi salam
hormat. “Oiya mas, ibu mau balik ke gerai butik, nanti kamu jagain Ragil yoo”.
Sip, jawabku.
Setelah makan, ternyata Ragil
sudah tidur karena kelelahan,..dan aku mengambil peralatan gambarku, dan menuju
pendopo.
Entah mengapa hasrat untuk
melanjutkan sketsa yang belum selesai tadi begitu besar, hingga kusampingkan
tugas kuliahku, bayang-bayang gadis itu masih terekam jelas dipikiranku. Jemari
tanganku terus menari di atas kertas hingga tanpa ada suara seseorang berdehem
didepanku. Perlahan kuangkat kepalaku dan……tiba-tiba sosok wanita yang berada
di atas kertas menjelma di depanku. Apakah ini kekuatan pikiran, wooohooo kalu
benar keren sekali aku. Tapi,…kurasa ini bukan kekuatan pikiran, ini nyata!
“Kamu siapa?”, tanyaku tergesa
pada gadis itu sambil secepat kilat aku membalik sketsa gambarku.
Kemudian dengan senyum manisnya
dia menjulurkan lengan tangan kanannya
Sepasang matanya seakan penuh selidik mencari tahu, apa yang kusembunyikan tadi. Kemudian kuamit tangannya, “Aku Rega”, kenalku singkat. Jujur aku sangat
malu, apakah dia melihat aku sedang menggambar dirinya tadi, Arrrggggghh…bikin
malu.
Kemudian kami berbincang, yang terpenting sepertinya dia
tidak tahu bahwa aku sedang membuat sketsa wajahnya tadi, sejujurnya itu hanya harapanku, jangan sampai dia tahu tadi aku sedang membuat sketsa wajahnya. Setelah beberapa
waktu perbincangan kami, akhirnya aku pamit padanya untuk kembali mengerjakan tugasku ke dalam rumah, sejujurnya aku masih malu, karena sketsa tadi, tapi entah mengapa senang berkenalan dan ngobrol dengannya, dan namanya adalah Audrey