Selasa, 27 September 2016

Green Tea Latte Romance

Initial Encounter

Seorang wanita menarik perhatianku hari ini, dia berbeda dengan yang lainnya. Wanita lainnya bergitu terlihat hedonis, konsumtif, berpura-pura. Namun dia berbeda. Sederhana, cuek dan biasa saja, dan dia terlihat apa adanya, hmmm yaa dia gadis yang sepertinya salah masuk kelas tadi, ”Arrrghhh” kenapa aku jadi mikirin dia….(Rega langsung mengalihkan pandangan dari gadis di depan yang berjarak 6 meter itu, namun kemudian seperti terlintas begitu saja , ia mengambil pensil dalam tempat pensil di dalam tas dan kemudian jari-jemarinya mulai menari di atas secarik kertas putih sambil menggenggam 3B, dan Rega dengan lincah mendeskripsikan wanita di depan pandangannya itu di atas secarik kertas).
Wanita yang dicepol rambutnya, segera meletakkan ice green tea pesanannya dan menengok ke arah Rega. Seketika Rega pun menghentikan tarian jemarinya dan menghentikan gambarnya yang baru 60 persen jadi itu. “kenapa dia melihat kearahku, arrrghhh sial”, Rega bergegas merapihkan alat gambarnya dan meninggalkan hot green tea yang masih setengah diminumnya karena canggung.

***

Hari ini hanya satu mata kuliah, aku memtuskan untuk langsung pulang ke rumah karena ada tugas desain yang harus aku selesaikan. Sesampainya di rumah Ragil langsung berlari ke arahku dengan membawa secarik kertas,..”Mas!”, seru Ragil padaku,…”lihat gambarku, aku dapat nilai bagus di kelas loh”,..Aku mengambil kertas yang diberikan Ragil, “Wah bagus Gil, progress kamu semakin baik” sambil berjongkok, kuacak-acak rambutnya.
“Mas, sudah pulang tho, ge wes ganti baju, trus maem” sapa ibu padaku, kemudian kuamit tangannya memberi salam hormat. “Oiya mas, ibu mau balik ke gerai butik, nanti kamu jagain Ragil yoo”. Sip, jawabku.
Setelah makan, ternyata Ragil sudah tidur karena kelelahan,..dan aku mengambil peralatan gambarku, dan menuju pendopo.
Entah mengapa hasrat untuk melanjutkan sketsa yang belum selesai tadi begitu besar, hingga kusampingkan tugas kuliahku, bayang-bayang gadis itu masih terekam jelas dipikiranku. Jemari tanganku terus menari di atas kertas hingga tanpa ada suara seseorang berdehem didepanku. Perlahan kuangkat kepalaku dan……tiba-tiba sosok wanita yang berada di atas kertas menjelma di depanku. Apakah ini kekuatan pikiran, wooohooo kalu benar keren sekali aku. Tapi,…kurasa ini bukan kekuatan pikiran, ini nyata!
“Kamu siapa?”, tanyaku tergesa pada gadis itu sambil secepat kilat aku membalik sketsa gambarku.
Kemudian dengan senyum manisnya dia menjulurkan lengan tangan kanannya
Sepasang matanya seakan penuh selidik mencari tahu, apa yang kusembunyikan tadi. Kemudian kuamit tangannya, “Aku Rega”, kenalku singkat. Jujur aku sangat malu, apakah dia melihat aku sedang menggambar dirinya tadi, Arrrggggghh…bikin malu.

Kemudian kami berbincang, yang terpenting sepertinya dia tidak tahu bahwa aku sedang membuat sketsa wajahnya tadi, sejujurnya itu hanya harapanku, jangan sampai dia tahu tadi aku sedang membuat sketsa wajahnya. Setelah beberapa waktu perbincangan kami, akhirnya aku pamit padanya untuk kembali mengerjakan tugasku ke dalam rumah, sejujurnya aku masih malu, karena sketsa tadi, tapi entah mengapa senang berkenalan dan ngobrol dengannya, dan namanya adalah Audrey